Arsitektur Jepang dan Seninya, Ada Pengaruh Minimalisme Buddhisme

Ilustrasi Jepang (ist)

Jepang — Pada periode abad pertengahan, Jepang sepenuhnya didominasi oleh para pejuangnya. Hal ini tercermin dalam arsitektur Jepang serta dekorasi interiornya.

Tidak hanya itu, arsitektur Jepang dalam periode ini juga memperlihatkan keindahan Seni dan sastranya.

Bersamaan dengan keindahan arsitektur Jepang leriode itu, juga menghasilkan ragam puisi bertema sejarah, bela diri, dan kisah perang (gunki monogatiri).

Karya yang amat terkenal adalah The Tale of the Heike yang kali pertama mencuat pada 1218 M.

Menceritakan perjuangan keras dalam mendirikan Keshogunan Kamakura.

Dilansir dari nationalgeografic, konversi dua vila di Heiankyo, yang pernah dimiliki panglima perang adalah Kinkakuji atau ‘Kuil Pavillun Emas’ (1397 M).

Disebut demikian lantaran kilauan emas yang melapisi bagian luarnya. Kuil ini diikuti kembarannya, Ginkakuji atau ‘Kuil Senere of Pavillun Perak’. Selesai dikerjakan pada tahun 1483 M.

Kuil ketiga adalah Ryoanji (1473 M) di Kyoto. Sekarang menjadi taman baru Zen yang paling banyak dikunjungi di negeri Sakura itu.

Terlihat pengaruh minimalisme Bhuddisme Zen yang signifikan di kaligrafi dan lukisan tinta. Dicontohkan dengan karya pendeta Zen Sesshu, nama asli Toyo (1420-1506 M).

Pendeta Zen Sesshu berspesialisasi dalam suiboku, yaitu tinta hitam dan air di gulungan kertas putih. Dan karya tersebut digambarkan sebagai bentuk impersonalitas.

Demikianlah ringkasan keindahan arsitektur Jepang. (*)

Nikmati berita menarik lainnya di deteksifakta.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

Sudah ditampilkan semua